Suriah Bersatu Siap Hadapi Serangan AS
Tokoh oposisi Suriah menyebut rencana serangan AS ke Suriah sebagai agresi terhadap negara yang berdaulat oleh satu negara anggota PBB terhadap anggota yang lain.Selagi para anggota Kongres AS mempertimbangkan apakah akan menggunakan kekuatan militer terhadap Suriah atas tuduhan penggunaan senjata kimia, sebagian orang di Damaskus justru bersatu untuk menghadapi kemungkinan apapun.
Penundaan serangan AS ini telah membuat sejumlah orang di Damaskus merasa lega, bahkan ada yang berharap AS akan mundur dari ancamannya untuk menyerang atau memberi waktu agar lebih siap untuk menghadapi serangan.
Sana Naser, Sekjen Partai Suriah Baru, sebuah kelompok oposisi, mengatakan Presiden Barack Obama 'melepaskan' tanggung jawabnya dengan menyerahkan keputusan kepada Kongres.
Naser merasa yakin jika Kongres AS akan menyetujui aksi militer, terutama setelah pemerintah Obama menempatkan begitu banyak kapal perang dan awaknya. Uji rudal bersama antara AS-Israel di wilayah Laut Tengah
semakin memperkuat pandangan tersebut.
Namun, Naser menolak untuk menyebut kemungkinan tindakan AS terhadap Suriah sebuah "'serangan'.
Berbicara melalui telepon dari Damaskus, Naser menyebutnya dengan isitilah agresi terhadap negara yang berdaulat, oleh satu negara anggota PBB terhadap anggota yang lain. Dan karena itu, kata Naser, serangan tersebut merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.
Sementara itu, Anas Aljazayri, anggota organisasi Syria Observatory untuk Korban Kekerasan dan Terorisme, berpendapat bahwa AS tidak akan pernah berani menyerang Suriah. Menurutnya, Presiden Obama menyadari berperang dengan Suriah bukanlah hal yang mudah.
â??Kami tidak takut dan kami tidak khawatir dan kami sangat yakin tidak akan ada serangan terhadap Suriah,â?? kata Aljazayri.
Tapi jika serangan itu tidak terjadi, ia menyatakan bahwa pemerintah dan militer Suriah sudah siap. Ia mengatakan mereka telah bersiap-siap bukan hanya selama konflik dalam negeri dua setengah tahun ini, ketika AS dan para pemimpin negara-negara Barat lainnya menyerukan Presiden Bashar al-Assad untuk mundur.
AlJazayri juga meremehkan Liga Arab dan keputusannya pekan ini yang mendukung tindakan PBB menentang Suriah.
Ia mengatakan Liga Arab tidak pernah mendukung kepentingan negara-negara Arab, dan telah 'bersekongkol' menentang pemerintah resmi Suriah sejak awal pemberontakan terhadap Assad.
Sebelumnya memang Liga Arab telah menangguhkan keanggotaan Suriah pada tahun 2011 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar