Sabtu, 12 Oktober 2013

Pantun khas Bima



MENGENAL DAN MEMAHAMI KARYA SASTRA PANTUN BIMA ( PATU MBOJO )

1. Karakteristik “Patu Mbojo” dalam Sastra daerah Bima
Dalam sastra daerah Bima (Mbojo). selain terdapat karya sastra seperti dongeng juga terdapat bentuk – bentuk karya sastra puisi. Seperti pantun, sair, mantera, prosa liris dll.
Patu adalah salah satu bentuk puisi dalam sastra Bima (Mbojo) yang bentuknya hampir sama dengan bentuk avair ataupun pantun dalam sastra Indonesia. Pemanfaatannyapun sama dengan pemanfaatan pantun dalam sastra Indonesia. Ada yang dimanfaatkan untuk memberikan nasehat. mengungkapkan rasa kagum, menyindir, dan lain – lain.

a. Persajakan “Patu Mbojo”

Walaupun manfaat “Patu” dalam Bahasa Bima (Nggahi Mbojo) sama dengan manfaat Pantun/syair dalam sastra Indonesia, namun dari segi bentuk keduannya memiliki sedikit perbedaan.

Perhatikan salah satu bentuk “Patu Mbojo” berikut :

Teka ku doro Londo mbali sori
Londo mbali sori batu nggahi la saro
Batu cau ro ne’e wati bade doro mana’e

Keinhdahan bahasa Patu Mbojo” di atas tidak terletak pada pola sajak akhir yang sama ataupun sajak selang. Tetapi keindahan bahasa patu banyak dipengaruhi oleh rima yang ada dalam satu baris.
Dari contoh “Patu Mbojo” di atas dapat dilihat bunyi sebagai berikut :

Baris 1 : Doro – sori
Baris 2 : Sori – saro
Baris 3 : Ne’e – Na’e

Keindahanan bahasa dalam “Patu Mbojo” juga didukung oleh perulangan kata dalam satu bait. Perhatikan “Patu Mbojo” berikut :

1. Aina mbou ba loamu sambea
aina hodi ba loamu sahada
niki padasa niki mai kai dosa

2. Ina – ina aina pana made
kone ma made sakola wa’u mada
kombi kaloa pa nenti patalo
kombi kaambi pa doho tanggu amba.

Pada baris pertama patu (1) terdapat kata “Aina” dan “loamu” dan “Made” pada baris pertama yang diulang pada baris kedua dan kata “kombi” pada baris ketiga yang diulang pada baris keempat.

b. Jumlah baris pantun Bima (Patu Mbojo)
Jumlah baris “Patu Mbojo” berkisar antara tiga sampai empat baris, misalnya :

1. Ando da ra laoku lamba
Laoku lamba wa’a ni’u salemba
Watiwara rona kane’e kai ba ruma

2. Ando da ra laoku panati
Laoku panati kai pidu lela nota
nota pidu lela nawau ra si’i kaleli
buneku da si’i labo ita nggahi di sa’e

c. Ciri – ciri pantun Bima (Patu Mbojo)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pantun Bima (Patu Mbojo) mempunyai ciri – ciri ssebagai berikut :

1. Tidak terdapat sampiran seluruh baris merupakan isi
2. Keindahan bahasanya tidak terletak pada sajak akhir tetapi keindahan bahasanya didukung oleh rima dalam satu baris dan perulangan kata dlaam satu bait.
3. Jumlah barisnya berkisar antara tiga sampai empat baris.

2. Mengenal jenis – jenis Patu dalam sastra Mbojo (Bima)
Seperti halnya pantun dalam sastra Indonesia, patu dalam sastra daerah Bima (Mbojo) dibedakan berdasarkan isinya yitu ,
a. Pantun Agama (Dali)

aina mbou ba loamu sambea
aina hodi ba loamu sahada
niki pada niki maikai dosa

b. Pantun muda – mudi

Ntika au ntika dou dinggomi
honggo ma kariti rawe bune roti
rawe bune bolu mawanta dou kau bola

c. Pantun beriba hati

susa lalo ngge lao ina cempe
mbei’na oha ringa nggahi ma iha
mada ma hengge rundu mbeina hanggu

d. Pantun Jenaka

Au rawimu dimoda kai sarowamu?
Ra laoku ta’i di jambata to’i
Poku la mada sarowa wa’ura moda

Khusus pantun teka – teki tidak terdapat dalam sastra Mbojo (Bima) yang ada hanya teka-teki semcam pengibaratan yang menggunakan bahasa kias. Teka – teki digunakan untuk menguji kepekaan seseorang dan juga untuk hiburan atau melepaskan lelah sehabis bekerja. Untuk berteka – teki ini dibutuhkan sekurang – kurangnya dua orang. Satu orang yang membawakan teka – teki dan yang lain memberikan jawaban. Misal :

A : "Pasapu ruma da wa’u dibeca, au pehemu?"
B : “ Ro’o ntala”
Terjemahan :
A : “ Sapu tangan Tuhan yang tidak bisa dibasahi, apa jawabanmu?”
B : “ Daun Talas”


A : “Ompu mbuku ma ndende simi. Au pehem?”
B : “Wua hawi !”
Terjemahan :
A : “Kakek bongkok yang lama menyelam, apa jawabanmu?”
B : “Kail (Mata Pancing) !”


3. Memahami Isi “Patu” dalam sastra Mbojo ( Bima )

Perhatikan kembali “Patu” di bawah ini !
1. Aina mbou ba loamu sambea
Aina hodi ba loamu sahada
Niki padasa niki mai kai dosa

a. Terjemahan kata demi kata :
aina = Jangan
Mbou = berlangga
ba = karena
loamu = Pintar/bisa
Sambea = Sembahyang
Hodi = Lompat – lompat karena senang
Sahada = Sahadat
Niki = Tiap
Padasa = Jeding (Tempat berwudu)
Mai = Datang/mendatangkan
Kai = Kata tambahan
Dosa = Dosa

b. Terjemahan bebas :
Jangan bangga karena kamu bisa sembahyang
Jangan terlalu gembira karena kamu bisa sahadat
Pada setiap padasan kamu bisa mendatang dosa.

c. Pesan yang terkandung dalam “Patu” di atas adalah :
Agar kita jangan berbuat ria (sombong) dalam beribadah kepada Tuhan. karena
hal itu bisa berdosa

2. Lao la ari tapa ao ba ura
lao la ira ta ao ba apu
apu di cela mode di gande cili

a. Terjemahan kata demi kata :
lao = pergi
la = ke
ari = menunjuk daerah sebelah utara gunung Belo (Kota Bima) dan
sekitarnya bila kita berada dikawasan sebelah selatan gunung Belo.
tapa ao = dihadang/menghadang
ba = oleh
ura = hujan
ipa = seberang laut (daerah Donggo, Bolo dan sekitarnya)
apu = kabut
dicela = ditepis/dilerai/kibas
mode = kekasih
digande = dibonceng / digandeng
cili = sembunyi

a. Terjemahan bebas :
Pergi ke kota dihadangkan oleh hujan
pergi kesebarang dihadang oleh kabut
kabut ditepis kekasih dilindungi

b. Nilai yang terkandung di dalamnya yakni :
Demi cinta segala tantangan siap dihadapi

4, Menulis Pantun Bima (Patu Mbojo)

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menulis/membuat pantun bima (Patu Mbojo)
a. Menentukan tema dan tujuan pantun Bima (Patu Mbojo)
Misalnya : temannya tentang agama dengan tujuan mengajak orang lain untuk berbuat
kebaikan
b. Menentukan pesan yang ingin disampaikan
Misalnya : dalam beribadah kepada Tuhan jangan riya/sombong sebab hal itu dosa
c. memilih kata – kata yang seirama untuk mendukung rima
Misalnya :
1. Kata “ari” bisa seirama dengan kata – kata : ara, are, aru, iri, ira, uri, ura, ero, eri, oru, oro, ori, ore, ka’uru, kaore, ka’ere, dan lain – lain.
2. Kata " Kanta” bisa seirama dengan kata – kata : Kanto, kanti, kate, kenta, kento, konta, kontu, konte, kakento, kakento dan lain - lain

Contoh penggunaan dalam kalimat :
Ari – ari ta lao aka uma ori
Lao aka uma ori tapa ao ba ura

Wa’ura katanku lao aka kanto
Lao aka kanto labo angi ma kente

Kata – kata di atas hanya sebgaian kecil dari kata – kata yang seirama. Semua kata dalam bahasa Bima bisa seirama misalnya : lao, lai, lua, lia, rata, roti, rutu, rato, dan lain – lain.

Perhatikan kata – kata yang dicetak miring pada setiap baris pantun berikut :
Ngomi ma lao labo ade lalai
Nami mamidi labo ade samada
Ncengga ro ngina hali be da nangi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar